Kavitasi
Pada sistem perpipaan yang menggunakan pompa sangat mungkin terjadi kavitasi yang dipengaruhi oleh kecepatan aliran dan perbedaan penampang yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan sampai turun di bawah tekanan uap jenuhnya sehingga menyebabkan terjadinya fenomena yang disebut kavitasi. Kavitasi adalah peristiwa terbentuknya gelembung-gelembung uap di dalam cairan yang dipompa akibat turunnya tekanan cairan sampai di bawah tekanan uap jenuh cairan pada suhu operasi pompa. Gelembung uap yang terbentuk dalam proses ini mempunyai siklus yang sangat singkat. Knapp (Karassik dkk, 1976) menemukan bahwa mulai terbentuknya gelembung sampai gelembung pecah hanya memerwaktu sekitar 0,003 detik. Gelembung ini akan terbawa aliran fluida sampai akhirnya berada pada daerah yang mempunyai tekanan lebih besar dari pada tekanan uap jenuh cairan. Pada daerah tersebut gelembung tersebut akan pecah dan akan menyebabkan shock pada dinding dekatnya. Cairan akan masuk secara tiba-tiba ke ruangan yang terbentuk akibat pecahnya gelembung uap tadi sehingga mengakibatkan tumbukan.
Pada sistem perpipaan yang menggunakan pompa sangat mungkin terjadi kavitasi yang dipengaruhi oleh kecepatan aliran dan perbedaan penampang yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan sampai turun di bawah tekanan uap jenuhnya sehingga menyebabkan terjadinya fenomena yang disebut kavitasi. Kavitasi adalah peristiwa terbentuknya gelembung-gelembung uap di dalam cairan yang dipompa akibat turunnya tekanan cairan sampai di bawah tekanan uap jenuh cairan pada suhu operasi pompa. Gelembung uap yang terbentuk dalam proses ini mempunyai siklus yang sangat singkat. Knapp (Karassik dkk, 1976) menemukan bahwa mulai terbentuknya gelembung sampai gelembung pecah hanya memerwaktu sekitar 0,003 detik. Gelembung ini akan terbawa aliran fluida sampai akhirnya berada pada daerah yang mempunyai tekanan lebih besar dari pada tekanan uap jenuh cairan. Pada daerah tersebut gelembung tersebut akan pecah dan akan menyebabkan shock pada dinding dekatnya. Cairan akan masuk secara tiba-tiba ke ruangan yang terbentuk akibat pecahnya gelembung uap tadi sehingga mengakibatkan tumbukan.
Gejala
kavitasi yang timbul pada pompa biasanya ada suara berisik dan getaran,unjuk
kerjanya menjadi turun, kalau dioperasikan dalam jangka waktu lama akan terjadi
kerusakan pada permukaan dinding saluran. Permukaan dinding saluran akan berlubang-lubang
karena erosi kavitasi sebagai tumbukan gelembung-gelembung yang pecah pada
dinding secara terus-menerus.
Penyebab Kavitasi pada Pompa
Pompa mempunyai sifat-sifat teknis yang harus
dipenuhi agar dapat beroperasi dengan baik. Salah satu permasalahan yang sering
terjadi pada pompa adalah gagalnya pompa dalam proses priming, sehingga pompa
tidak bias mengisap dan akhirnya gagal pemompaan serta menyebabkan kerusakan
pada bagian-bagian pompa.
Ada beberapa penyebab kavitasi pada pompa diantaranya, adalah :
1. Vaporation ( penguapan)
2. Air Ingestion (masuknya udara luar ke dalam sistem)
3. Internal Recirculation (sirkulasi balik di dalam sistem)
4. Turbulance (pergolakan aliran)
5. Vane Passing Syndrome
1. Vaporation ( penguapan)
2. Air Ingestion (masuknya udara luar ke dalam sistem)
3. Internal Recirculation (sirkulasi balik di dalam sistem)
4. Turbulance (pergolakan aliran)
5. Vane Passing Syndrome
Cara menghindari proses
kavitasi yang paling tepat adalah dengan memasang instalasi pompa dengan NPSH
yang tersedia lebih besar dari pada NPSH yang
diperlukan. NPSH yang tersedia bisa diusahakan oleh pemakai pompa sehingga
nilainya lebih besar dari NPSH yang diperlukan. Berikut ini hal-hal yang diperlukan untuk instalasi pompa.
diperlukan. NPSH yang tersedia bisa diusahakan oleh pemakai pompa sehingga
nilainya lebih besar dari NPSH yang diperlukan. Berikut ini hal-hal yang diperlukan untuk instalasi pompa.
1. Ketinggian letak pompa terhadap permukaan zat
cair yang diisap harus dibuat serendah mungkin agar head statis lebih
rendah pula. Pipa isap harus dibuat sependek mungkin. Jika terpaksa dipakai
pipa isap yang panjang, sebaiknya diambil pipa yang berdiameter satu nomor
lebih besar untuk mengurangi kerugian gesek.
2. Kecepatan aliran pada pipa isap tidak boleh
terlalu besar (bagian yang mempunyai kecepatan tinggi maka tekanannya akan
rendah).
3. Tidak dibenarkan untuk mengurangi laju aliran
dengan menghambat aliran disisi isap.
4. Head total pompa harus ditentukan sedemikian
hingga sesuai dengan yang diperlukan pada kondisi operasi yang sesungguhnya.
5. Jika head pompa sangat berfluktuasi, maka
pada keadaan head terendah harus diadakan pengamanan terhadap terjadinya
kavitasi.
6. Menghindari instalasi perpipaan berupa
belokan-belokan tajam, karena belokan yang tajam kecepatan fluida akan
meningkat sedangkan tekanan fluida akan turun sehingga menjadi rawan terhadap
kavitasi.
Kerusakan impeller akibat kavitasi |
Net Positive Suction Head (NPSH)
Gejala kavitasi terjadi apabila
tekanan statis suatu aliran zat cair turun sampai dibawah tekanan uap jenuhnya.
Kavitasi banyak terjadi pada sisi isap pompa, untuk mencegahnya nilai head aliran
pada sisi hisap harus diatas nilai head pada tekanan uap jenuh zat cair pada temperatur bersangkutan.
Pengurangan head yang dimiliki zat cair pada sisi isapnya dengan tekanan
zat cair pada tempat tersebut dinamakan Net Positif Suction Head (NPSH)
atau Head Isap Positif Neto yang
dipakai sebagai ukuran keamanan pompa terhadap kavitasi. Ada dua
macam NPSH yaitu NPSH tersedia pada instalasi dan NPSH yang diperlukan pompa.
Gejala kavitasi terjadi pada titik
terdekat setelah sisi masuk sudu impeller di dalam pompa. Di daerah
tersebut, tekanan lebih rendah daripada tekanan pada lubang isap pompa. Hal ini
disebabkan zat cair mengalir melalui nozel isap sehingga kecepatannya
naik. Dengan kenaikan kecepatan, tekanan zat cair menjadi turun.
Net Positive
Suction Head Available (NPSH yang tersedia)
NPSH yang tersedia adalah head yang dimiliki oleh zat cair pada
sisi hisap pompa dikurangi dengan tekanan uap jenuh zat cair ditempat tersebut.
Dalam hal pompa yang menghisap zat cair dari tempat terbuka, maka besarnya NPSH
yang tersedia dapat dituliskan seperti persamaan
Dengan:
hsv
= NPSH yang tersedia
Pa
= Tekanan atmosfir (kg/m2)
γ =
Berat zat cair per satuan volume (kg/m3)
hls = Kerugian head didalam pipa hisap
(m).
Jika zat cair
dihisap dari tangki tertutup, maka harga Pa menyatakan tekanan mutlak yang
bekerja pada permukaan zat cair didalam tangki tertutup tersebut. Khususnya
jika tekanan diatas permukaan zat cair sama dengan tekanan uap jenuhnya, maka
Pa = Pv. Dalam hal pompa yang menghisap zat cair dari tempat terbuka, maka
besarnya NPSH yang tersedia dapat dituliskan seperti persamaan
hsv = - hs - hls
Harga hs adalah negatif (-) karena permukaan zat cair di dalam tangki lebih tinggi dari pada sisi hisap pompa. pemasangan pompa semacam ini diperlukan untuk mendapatkan harga NPSH positif.
Posisi pompa terletak diatas permukaan fluida yang dihisap |
Posisi pompa terletak dibawah permukaan fluida yang diisap
Net Positive Suction Head Required (NPSH yang
diperlukan)
Tekanan terendah didalam pompa biasanya
terdapat disuatu titik dekat setelah sisi masuk sudu impeller ditempat
tersebut, tekanan adalah lebih rendah dari pada tekanan pada lubang hisap
pompa. Hal ini disebabkan oleh kerugian head dinosel hisap, kenaikan
kecepatan aliran karena luas penampang yang menyempit, dan kenaikan kecepatan
aliran karena tebal sudu setempat. Agar tidak terjadi penguapan zat cair, maka
tekanan pada lubang masuk pompa dikurangi dengan penurunan tekanan didalam
pompa harus lebih tinggi dari pada tekanan uap zat cair. Head tekanan
yang besar sama dengan penurunan tekanan ini disebut NPSH yang diperlukan atau Net
Positive Suction Head Required (NPSHR). Besarnya NPSH yang diperlukan
berbeda untuk setiap pompa. Untuk suatu pompa tertentu, NPSH yang diperlukan
berubah menurut kapasitas dan putarannya. Agar pompa dapat bekerja tanpa
mengalami kavitasi, maka harus dipenuhi syarat NPSH yang tersedia lebih besar
dari pada NPSH yang diperlukan. Jadi untuk menghindari kavitasi pada pompa
harus dipenuhi persyaratan berikut:
NPSH tersedia > NPSH yang diperlukan
Harga
NPSH yang diperlukan diperoleh dari pabrik pembuat pompa. Namun untuk penaksiran
secara kasar, NPSH yang diperlukan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
Dengan:
σ = Koefisien
kavitasi Thoma
HsvN = NPSH yang
diperlukan (m)
HN = Head total
pompa pada titik efisiensi maksimum (m).
Kecepatan spesifik sisi hisap (S) dapat juga
digunakan sebagai pengganti koefisien kavitasi Thoma dalam menghitung
NPSH yang diperlukan. Hubungannya dapat dilihat pada persamaan
H svN = ( n ) 4/3 Q N 2/3
Dengan:
HsvN = NPSH yang diperlukan (m)
n =
Putaran pompa (rpm)
N = Kecepatan spesifik sisi hisap (m/min).
Temperatur Fluida
Suhu merupakan
variabel yang paling mudah dipantau. Hampir semua fenomena alam akan
mengakibatkan terjadinya perubahan suhu. Pengukuran suhu dapat dilakukan baik
secara kontak maupun non-kontak. Salah satu fenomena kavitasi pada pompa adalah
perubahan suhu fluida akibat proses penguapan pada tekanan uap jenuh. Sebagian
besar pengukuran suhu dengan metode kontak dilakukan dengan menggunakan
termometer atau termokopel. Sedangkan pengukuran nonkontak menggunakan sensor
infra merah (thermography) yang semakin banyak dikembangkan dan mulai
banyak digunakan. Jika kita mempertimbangkan pentingnya pengukuran temperatur
dan hubungannya dengan tekanan dan flow,
maka dengan mudah kita dapat melihat pada pompa yang mengalami kavitasi.
Hubungan Tekanan Uap Jenuh dengan Temperatur Fluida
Fluida menguap bila tekanannya menjadi sangat rendah atau
temperaturnya menjadi sangat tinggi. Setiap perubahan karakteristik fluida
tentu akan mempengaruhi sistem pemompaan baik sisi suction maupun sisi discharge
yang diperlukan oleh sistem yang dilayani pompa maupun dari performansi pompa
hubungan tekanan atmosfer, tekanan uap jenuh fluida, massa jenis dan luas penampang
seperti ditunjukkan pada persamaan
P u A
= P atm A γ ( hA)
Dimana:
Pu = Tekanan uap dalam Pa (Pascal)
Patm = Tekanan atmosfer
A = Luas penampang pipa (m2)
γ = Berat jenis cairan ( kg/m3)
Pola Aliran
Dalam berbagai
industri sebagian besar fluidanya mengalir pada pipa-pipa saluran tertutup (closed
conduit flow). Masalah utama yang muncul antara lain:
1. Terjadinya gesekan pada dinding pipa.
2. Terjadinya turnulensi karena gerakan relatif dalam molekul fluida yang dipengaruhi ole viskositas fluida, kecepatan aliran dan bentuk pipa.
3. Terjadinya fluktuasi aliran akibat pemasangan belokan (elbow) dan pengecilan salura mendadak (sudden constraction).
Dalam suatu aliran yang melewati sistem atau instalasi pipa maka akan terjadi hambatan aliran, hambatan tersebut diakibatkan oleh faktor- faktor bentuk instalasi. Hambatan aliran akan menyebabkan turunnya energi dari fluida tersebut yang sering disebut dengan kerugian tinggi tekan (head loss) atau penurunan tekanan (pressure drop). Kedua faktor ini merupakan pengaruh yang ditimbulkan karena pengaruh gesekan fluida (friction loss) dan perubahan pola aliran terjadi karena fluida harus mengikuti bentuk saluran dan dindingnya. Ketika pipa utama dialiri fluida yang bersifat turbulen, maka fluida dalam pipa akan mengalami pulsasi atau perubahan pola aliran yang dipengaruhi oleh kecepatan aliran meningkat dan tekanannya menurun.
1. Terjadinya gesekan pada dinding pipa.
2. Terjadinya turnulensi karena gerakan relatif dalam molekul fluida yang dipengaruhi ole viskositas fluida, kecepatan aliran dan bentuk pipa.
3. Terjadinya fluktuasi aliran akibat pemasangan belokan (elbow) dan pengecilan salura mendadak (sudden constraction).
Dalam suatu aliran yang melewati sistem atau instalasi pipa maka akan terjadi hambatan aliran, hambatan tersebut diakibatkan oleh faktor- faktor bentuk instalasi. Hambatan aliran akan menyebabkan turunnya energi dari fluida tersebut yang sering disebut dengan kerugian tinggi tekan (head loss) atau penurunan tekanan (pressure drop). Kedua faktor ini merupakan pengaruh yang ditimbulkan karena pengaruh gesekan fluida (friction loss) dan perubahan pola aliran terjadi karena fluida harus mengikuti bentuk saluran dan dindingnya. Ketika pipa utama dialiri fluida yang bersifat turbulen, maka fluida dalam pipa akan mengalami pulsasi atau perubahan pola aliran yang dipengaruhi oleh kecepatan aliran meningkat dan tekanannya menurun.
Salah
satu besaran non-dimensional yang menggambarkan pola aliran fluida adalah
Bilangan Reynolds. Pada tahun 1883 Osborne Reynolds menunjukkan bahwa penurunan
tekanan tergantung pada parameter: kerapatan (ρ), kecepatan (U), diameter (D)
dan viskositas (µ) absolute yang selanjutnya disebut dengan bilangan Reynolds. Penurunan tekanan merupakan
fungsi dari factor gesekan (λ) dan kekasaran relative dari dinding pada (ε/D),
sehingga persamaannya menjadi :
λ
= f ( Re ε/D )
Dengan:
Hf= head loss friction (m)
f = friction factor
d = Diameter saluran (m)
v = kecepata fluida(m/s)
L = Panjang pipa(m)
Klasifikasi Pola Aliran
Pola
aliran pada pipa horizontal, ada efek kekuatan gravitasi untuk menggantikan cairan yang lebih berat mendekati
pipa bagian bawah. Bentuk lain dari pola aliran dapat bertambah karena efek
ini, dimana aliran tersebut dibagi dua lapisan. Banyak kriteria pola aliran
yang kita perhatikan baik dari literature dan penelitian-penelitian, tetapi
maksud dan tujuannya adalah sama. Deskripsi pola aliran menurut Collier (1980),
dengan arah aliran horizontal adalah sebagai berikut:
· Aliran gelembung (Bubble flow)
· Aliran kantung gas atau sumbat cairan (Plug/Slug flow)
· Aliran acak (Churn flow)
· Aliran cicin kabut tetes cairan ( Wispy-Annular flow)
· Aliran cincin (Annular flow)
· Aliran kantung gas atau sumbat cairan (Plug/Slug flow)
· Aliran acak (Churn flow)
· Aliran cicin kabut tetes cairan ( Wispy-Annular flow)
· Aliran cincin (Annular flow)
Pola aliran pada pipa horizontal |
Aliran
Fluida
Aliran
fluida (cairan atau gas) di dalam sebuah saluran tertutup atau pipa sangat penting
di dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa komponen dasar yang berkaitan dengan
sistem perpipaan adalah meliputi pipa-pipa itu sendiri, sambungan pipa (fitting)
yang digunakan untuk menyambung masing-masing pipa guna membentuk sistem yang
diinginkan, peralatan pengatur laju aliran (katup-katup) dan pompapompa atau
turbin-turbin yang menambah energi atau mengambil energy pada fluida. Pada
aliran fluida di dalam pipa, lapisan fluida pada dinding mempunyai kecepatan nol.
Lapisan fluida pada jarak yang semakin jauh dari dinding pipa mempunyai kecepatan
yang semakin besar, dengan kecepatan maksimum terjadi pada pusat pipa.
Daerah aliran di dalam sebuah sistem pipa |
Aliran Laminar dan Turbulen
Perbandingan
gaya-gaya yang disebabkan oleh gaya inersia, grafitasi dan
kekentalan dikenal sebagai bilangan Reynolds seperti persamaaan
kekentalan dikenal sebagai bilangan Reynolds seperti persamaaan
Dengan:
U =
Kecepatan rata-rata aliran (m/s)
D = Diameter pipa (m)
ρ = Massa jenis fluida (kg/m3)
µ = Viscositas dinamik (m2/s)
Aliran fluida
mengikuti bentuknya, sewaktu mengalir aliran fluida membentuk suatu
jenis/bentuk jenis dan bentuk dari pergerakan fluidanya. Dalam hal ini. Jika nilai
Re kecil, partikel-partikel fluida bergerak sepanjang lintasan-lintasan yang
halus atau lapisan-lapisan dengan satu lapisan meluncur secara mulus lapisan
yang bersebelahan yang dikenal sebagai aliran laminar, sedangkan jika
partikel-partikel fluida bergerak secara acak (random) baik arahnya maupun
kecepatannya tidak terdapat garis edar tertentu yang dapat dilihat, aliran ini
disebut aliran turbulen.
(a) Aliran laminar, (b) Aliran turbulen |
Pada pipa:
· Aliran laminer terjadi jika Re
< 2100
· Aliran transisi terjadi jika Re > 2100
· Aliran turbulen terjadi jika Re > 4000
· Aliran transisi terjadi jika Re > 2100
· Aliran turbulen terjadi jika Re > 4000
Pompa
Pompa adalah suatu alat atau pompa
yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain
melalui suatu media perpipaan dengan cara menambahkan energi pada cairan yang
dipindahkan dan berlangsung secara terus menerus. Salah satu jenis pompa
pemindah non positif adalah pompa sentrifugal yang prinsip kerjanya
mengubah energi kinetis (kecepatan) cairan menjadi energy potensial (dinamis)
melalui suatu impeller yang berputar dalam casing. Pompa sentrifugal
umumnya dibagi ke dalam empat kelas, yaitu aliran sentrifugal atau radial campuran,
aliran aksial dan turbin regenerative
Karakteristik pompa
Karakteristik
pompa adalah prestasi pompa dalam bentuk grafik hubungan antara parameter-parameter:
head (H), daya (N) dan efisiensi (η) terhadap debit (Q), parameter-parameter
ini menandai prestasi kerja dan biaya operasi pompa. Karakteristik dari pompa entrifugal
merupakan cara dimana tinggi tekan tekanan diferensial bervariasi dengan
keluaran (output) pada kecepatan konstan. Untuk mempertahankan pompa beroperasi
pada kecepatan konstan, jumlah aliran yang melalui pompa tergantung pada
perbedaan tekanan atau head yang dihasilkan oleh pompa. Karakteristik
dapat juga menyertakan kurva efisiensi dan harga brake horse power-nya. Kurva
kapasitas tinggi tekan ditunjukkan sebagai kapasitas peningkatan total tinggi
tekan, dimana tinggi tekan pompa mampu untuk dinaikkan atau dikurangi.
Tinggi tekan
(head) pompa
Head
pompa
adalah energi per satuan berat yang harus disediakan untuk mengalirkan sejumlah
zat cair yang direncanakan sesuai dengan kondisi instalasi pompa, atau tekanan
untuk mengalirkan sejumlah zat cair, yang umumnya dinyatakan dalam satuan
panjang.
Menurut persamaan Bernoulli, ada tiga macam head (energi)
fluida dari sistem instalasi aliran, yaitu, energi tekanan, energi kinetik dan energy
potensial. Hal ini dapat dinyatakan dengan persamaan
Dengan:
H =
Head total pompa ( m)
P/γ = Head tekanan (m)
Z = Head statis total (m)
V2 /2g = Head kecepatan (m)
Head Tekanan
Head tekanan adalah
perbedaan energi tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair pada sisi tekan
dengan energi tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair pada sisi isap. Head
tekanan dapat dinyatakan dengan persamaan
Dengan:
P/γ = Head tekanan
Pd /γ = Head tekanan pada permukaan zat
cair pada sisi tekan
Ps /γ = Head tekanan pada permukaan zat
cair pada sisi hisap
Head Kecepatan
Head kecepatan adalah
perbedaan antar energi kecepatan zat cair pada saluran tekan dengan energi
kecepatan zat cair pada saluran isap. Head kecepatan dapat dinyatakan
dengan persamaan
Dengan:
Hk = Head kecepatan
V d 2 /2g=
Kecepatan zat cair pada saluran tekan
V s 2 /2g=
Kecepatan zat cair pada saluran isap
Head Statis Total
Head statis total
adalah perbedaan tinggi antara permukaan zat cair pada sisi tekan dengan
permukaan zat cair pada sisi isap. Head statis total dapat dinyatakan dengan:
Z =
Head statis total
Zd = Head statis pada sisi
tekan
Zd = Head statis pada sisi isap
Zd = Head statis pada sisi isap
Kerugian Head
Kerugian head
yang terjadi pada instalasi pompa terjadi pada pipa dan perlengkapan pipa. Kerugian
head pada pipa karena adanya turbulensi air dan gesekan pada sepanjang
pipa hal ini disebut sebagai kerugian mayor. Kerugian minor terjadi
pada perlengkapan pipa termasuk adanya belokan, penyempitan maupun pembesaran
penampang secara mendadak pada pipa, katup dan sambungan sehingga menimbulkan
turbulensi sepanjang pipa isap dan pipa tekan. Kerugian energi persatuan berat
fluida dalam pengaliran cairan dalam sistem perpipaan disebut sebagai kerugian head
(head losses). Head losses terdiri dari mayor head losses (hfs),minor
head losses (hm), dan total losses (htot)
Kerugian Head Minor (hm)
Merupakan
kerugian head pada fitting dan valve yang terdapat
sepanjang sistem perpipaan. Dapat dicari dengan menggunakan persamaan
Dengan:
Hm
= Minor losses (m)
f =
Koefisien kerugian dari elbow dan valve
Koefisien f tergantung
pada bentuk belokan, penyempitan, katup dan sambungannya. Namun, nilai k masih
berupa nilai pendekatan, karena sangat dipengaruhi oleh bahan, kehalusan
membuat sambungan, serta umur sambungan itu sendiri.
Kerugian head mayor
( Hfs)
Besarnya
kerugian Head sepanjang pipa isap dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
Darcy-Weisbach:
Dengan:
Hf = Mayor losses (m)
f =
Koefisien gesek pipa
L =
Panjang pipa (m)
V =
Kecepatan aliran (m/s)
D
= Diameter dalam pipa (m)
Sedangkan besarnya Reynolds Number (Re)
dapat dihitung dengan persamaan
Dengan:
Re = Reynold
Number
r = Massa jenis fluida (air) ( kg/m 3 )
V = Kecepatan
rata-rata aliran (m/s)
D = Diameter dalam
pipa (m)
m = Viscositas absolut cairan
(N.s/m 2 )
Apabila aliran laminar
(Re < 2000), faktor gesekan (f) dapat dicari denganpendekatan persamaan
Apabila aliran turbulen (Re >
2000), faktor gesekan (f) dapat dicari dengan Moody Diagram. Metode yang
umum digunakan untuk menentukan kerugian-kerugian head atau penurunan
tekanan adalah dengan menentukan koefisien kerugian
Total losses
Total losses merupakan
kerugian total sistem perpipaan dapat dihitung dengan:
atau
Dengan:
Htot
= Total losses (m)
hf =
Total mayor losses (m)
hm = Total minor losses (m)
Le/D
= Panjang ekivalen dari fitting dan valve ditambah panjang pipa
f =
Faktor gesekan